Friday, June 21, 2013

Pedoman Me‐review Paper Untuk Seminar dan Jurnal Ilmiah : Dr. Ir. Risanuri Hidayat, M.Sc. Dosen Pasca Sarjana Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada

Pengantar
Artikel ini ditulis untuk mengarahkan cara‐cara yang baik dalam hal me‐review sebuah artikel ilmiah.
Beberapa prinsip untuk peer review dan beberapa elemen utama untuk me‐review, dasar review,
penghargaan dan tanggung jawab yang menyertai proses ini akan dikemukakan di sini. Artikel
disadur dan dikembangkan terutama dari referensi [1].
Kata kunci: publikasi; etika; peer review; tanggung jawab reviewer

Sebagaimana keahlian apapun, kemampuan me‐review sebuah manuskrip akan bertambah dengan
adanya praktek. Memang sangat jarang ada ilmuwan yang mempunyai latar belakang pelatihan
formal dalam seni me‐review. Akan tetapi kemampuan dalam me‐review ini dapat dipupuk dan
dikembangkan sendiri dengan bertambahnya pengalaman me‐review banyak naskah.
Proses peer review adalah salah satu komponen kritis dari proses keseluruhan publikasi ilmiah.
Editor sangat tergantung pada reviewer‐reviewer yang baik untuk mengontrol kualitas naskahnaskah
yang hendak dipublikasikan. Sebagian besar reviewer melakukan tugasnya dengan tidak
mementingkan diri sendiri, dan hanya ingin berkontribusi dengan cara menerapkan standar yang
tinggi dalam area penelitian mereka. Biasanya tidak ada kompensasi yang berujud uang.
Artikel ini adalah sebagai pengantar pedoman untuk peer review. Tujuannya adalah untuk
mengidentifikasi isu‐isu dan etika dalam proses review. Artikel akan fokus pada peer review naskah
penelitian yang disampaikan untuk jurnal/seminar ilmiah, dengan tidak mengesampingkan unsurunsur
peer review untuk tujuan lain, seperti hibah dan buku.
Sikap Reviewer Terhadap Naskah
Reviewer seharusnya memperlakukan naskah seolah‐olah miliknya sendiri dan memperlakukannya
sebagaimana dia inginkan. Maka dia akan memberikan kritik yang positif, kritis namun objektif dan
seimbang, tidak berisi komentar pribadi ofensif, dan segera dikembalikan.
Ketika kritik dilakukan, reivewer juga harus dapat menunjukkan secara tepat apa permasalahan dan
bagaimana mengatasinya. Sebuah kritik yang membingungkan atau tidak‐informatif tidak akan
membantu baik kepada penulis atau editor. Ketika reviewer menolak point yang diajukan oleh
penulis, maka ia harus dapat memberikan argumen‐argumennya secara jelas (misalnya, citasi
pustaka). Review dengan argumen yang bias tidak punya tempat dalam peer review. Seorang
reviewer juga harus beradaptasi dengan semua aspek naskah, kecuali jika diminta oleh editor untuk
fokus pada area tertentu. Hal ini memerlukan membaca artikel yang terkait dari penulis atau artikel
lain sebelumnya.
Namun, seorang reviewer juga harus berperan sebagai "advokat jurnal". Sebagai advokat jurnal,
reviewer harus memastikan bahwa hanya ilmu terbaik yang muncul di media. Tujuan dari peer
review adalah untuk memastikan 1) kualitas, bahwa tidak ada kesalahan dalam prosedur atau logika
yang telah dibuat, 2) bahwa hasil yang disajikan mendukung kesimpulan yang ditarik; 3) bahwa tidak
ada kesalahan dalam kutipan sebelumnya; 4 ) bahwa semua prosedur yang dilakukan sudah tepat
dan disetujui oleh komite kelembagaan yang tepat, dan yang terpenting, 5) hasil karya itu adalah asli
dan signifikan.
TABEL 1 Kriteria untuk review naskah [1]
Kriteria Yang Direview
Proses review sebuah naskah dapat dibagi menjadi dua kategori utama: teknis dan etis. Kedua aspek
tersebut diperlukan terutama untuk menjamin naskah menjadi lebih baik dan memastikan bahwa
naskah adalah hasil penelitian yang dapat dipercaya. Contoh pedoman kriteria untuk reviewer dapat
dilihat dalam Tabel 1 [1]. Perhatikan bahwa titik 1, 2, 4, 5, dan 6 lebih ke masalah teknis. Apakah
tulisan jelas, singkat, dan mudah dimengerti? Apakah naskah itu logis? Apakah naskah itu
memberikan kontribusi yang signifikan dan ada nilai kebaruan di bidangnya? Apakah ada cacat
metodologis yang fatal? Apakah semua gambar jelas dan perlu?
Point 3 terutama berkaitan dengan etika. Sehubungan penelitian dengan binatang, apakah sudah
sesuai prosedur yang ditetapkan? Jika penelitian mengenai manusia, apakah penelitian sudah
melalui persetujuan terlebih dahulu baik dari subyeknya maupun lembaganya? Apakah prosedur
yang dilakukan sudah sesuai dengan etika dan standar hukum?
Point 7 juga berkaitan dengan etika, bukan hanya untuk penulis naskah tetapi juga untuk reviewer.
Naskah harus diperlakukan sebagai naskah rahasia. Reviewer tidak boleh hanya membuat analisis
evaluatif yang tidak bias , tetapi juga harus melakukannya masih di dalam konteks yang dapat
diterima.
Etika dan Tanggung Jawab Reviewer
Harap diingat bahwa tugas reviewer hanyalah memberikan pendapat mengenai sebuah naskah.
Keputusan apakah naskah itu diterbitkan atau tidak adalah semata‐mata keputusan editor. Jadi
editor yang harus mampu membaca pikiran reviewer dan menimbang dengan pendapat reviewer
lain dan pendapatnya sendiri. Seorang editor akan menghargai hasil review substantif sebuah
naskah. Jika seorang reviewer tidak setuju dengan kesimpulan penulis, adalah kewajiban reviewer
tersebut untuk memberikan alasan definitif atau dengan kutipan yang tepat, tidak hanya dengan
pernyataan seperti, "Saya tidak percaya data Anda", atau "Ini tidak mungkin begitu".
Jika reviewer memiliki bias terhadap penulis, ia harus mengundurkan diri sebagai reviewer
naskahnya. Seorang reviewer juga harus memiliki pengetahuan tentang topik dan memiliki
pemahaman yang jelas tentang konteks di mana pekerjaan dilakukan. Saat ini banyak manuskrip
yang merupakan kolaborasi antar laboratorium (institusi) dengan menggunakan berbagai teknik
yang berbeda, dan tidak mungkin seorang reviewer tunggal menguasai semua protokol yang ada di
dalam naskah. Oleh karena itu, seorang reviewer itu sebaiknya hanya memberikan komentarnya
pada aspek‐aspek yang ia kuasai. Sekali lagi, ikutilah aturan emas: memperlakukan naskah dengan
cara yang sama sebagaimana yang Anda ingin diperlakukan sendiri.
Tanggung jawab seorang reviewer dapat diringkas sebagai berikut,
Reviewer harus memberikan penilaian yang jujur dan kritis terhadap sebuah penelitian.
Pekerjaan reviewer adalah menganalisa kekuatan dan kelemahan penelitian, memberikan saran
perbaikan, dan secara jelas menyatakan apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan
antusiasme kerja. Reviewer jangan bertindak memanipulasi proses untuk memaksa penulis
untuk membahas isu‐isu yang menarik bagi reviewer itu sendiri.
Reviewer harus menjaga kerahasiaan tentang keberadaan dan substansi naskah. Sangat tidak
tepat berbagi naskah atau membicarakan secara rinci dengan orang lain atau bahkan
mengungkapkan adanya submisi naskah tersebut untuk publikasi. Ada beberapa pengecualian
jika disetujui oleh editor. Satu pengecualian adalah bahwa seorang reviewer mungkin mungkin
menginginkan rekan juniornya memiliki pengalaman sebagai reviewer sehingga dia memintanya
untuk me‐review bersama. Namun, Kolaborator Anda tetap harus menjaga kerahasiaan, dan
editor harus diberitahu tentang partisipasi orang tambahan ini. Beberapa jurnal mensyaratkan
persetujuan editor sebelum seorang rekan atau mahasiswa melihat naskah yang di‐review.
Seorang reviewer harus tidak terlibat dalam plagiarisme. Plagiarisme dengan mengambil data
atau konsep baru dari naskah sebelum diterbitkan untuk dirinya sendiri adalah pelanggaran
yang sangat serius.
Reviewer harus menghindari adanya konflik kepentingan. Misalnya, reviewer harus menolak
untuk me‐review naskah yang dia terlibat di dalamnya. Reviewer juga harus menghindari bias
yang mempengaruhi review. Misal hasil studi yang positif akan menguntungkan posisinya.
Contoh lain adalah jika reviewer memiliki hubungan pribadi atau profesional yang erat dengan
satu atau lebih dari penulis.
Reviewer seharusnya hanya menerima naskah pada bidang keahliannya. Pengecualian untuk
aturan umum ini adalah ketika editor khusus meminta pandangan Anda sebagai "orang awam"
atau mencari pendapat Anda pada aspek khusus dari naskah (misalnya, statistik).
Reviewer harus mampu menyelesaikan review tepat waktu. Jika ada hal‐hal yang menghalangi
review sehingga terjadi keterlambatan, reviewer harus segera menghubungi editor. Akan sangat
menyiksa bagi penulis naskah yang proses review‐nya lama karena reviewer yang lambat.
Penundaan reivew kadang‐kadang akan menambah biaya bagi para penulis.
Reviewer juga memiliki tanggung jawab yang tidak menyenangkan berupa pelaporan kecurigaan
duplikat publikasi, penipuan, plagiat, atau masalah etika tentang penggunaan hewan atau
manusia dalam naskah penelitian yang di‐review.
Reviewer harus menuliskan review‐nya secara konstruktif dan kolegial. Hal ini akan sangat
membantu untuk peneliti‐peneliti muda. Tidak ada yang lebih mengecewakan peneliti baru
(atau bahkan yang lebih berpengalaman) dari pada menerima review yang sarkastik dan
merusak. Meskipun demikian, reviewer jangan menghindar untuk membahas kelemahan (atau
kekuatan) dari sebuah penelitian. Tidak ada yang suka naskahnya ditolak, namun penggunaan
kalimat review yang hati‐hati disertai saran yang tepat untuk revisi akan sangat membantu.
Proses Review
Terlepas dari keunggulan yang dirasakan pada jurnal‐jurnal tertentu, Anda harus melakukan
pendekatan dalam mereview setiap naskah dengan cara yang sama. Tabel 2 adalah contoh checklist
kriteria pada saat me‐review. Ketika anda me‐review sebuah naskah, checklist di atas dapat dipakai.
Berikan score untuk setiap kriteria sesuai dengan review anda pada kolom Score. Kolom Bobot
digunakan untuk memberikan pembobotan kriteria mana yang mempunyai bobot besar, dan kriteria
mana yang anda anggap kurang penting. Kolom Nilai adalah hasil perkalian antara Score yang anda
berikan dengan Bobot. Terakhir, Nilai Total adalah jumlah dari semua nilai‐nilai dari kriteria‐kriteria
yang dinilai. Berdasarkan dari Nilai Total, anda dapat memberikan batas ambang untuk setiap naskah
yang hendak diterima atau ditolak.
TABEL 2. Contoh checklist kriteria
Hasil Rekomendasi
Hasil akhir review biasanya berupa daftar tick‐list atau Skala yang harus dipilih, misalnya [2]
1. Diterima tanpa revisi
2. Diterima dengan revisi minor (re‐review tidak perlu)
3. Diterima dengan revisi mayor (harus di‐review lagi)
4. Ditolak tetapi naskah didorong untuk dikirim dalam bentuk lain (misalnya berupa naskah
pendek, poster)
5. Ditolak
Atau berupa
1. Sangat sangat bagus ‐ naskah ini adalah naskah terbaik yang pernah saya baca (ranking tinggi
untuk masuk dalam best paper award)
2. Sangat baik (dipertimbangkan untuk masuk dalam penghargaan paper terbaik)
3. Rata‐rata ‐ disarankan untuk diterima
4. Berada di garis ambang – artikel dapat diterima jika masih ada ruang kosong
5. Lemah – naskah hanya mempunyai sedikit kontribusi ilmiah, atau penelitian belum siap
untuk dipublikasikan. Lebih baik tidak diterima, tetapi jika ada hasil review lain yang
berbeda, saya tidak akan menentangnya.
6. Tidak dapat diterima ‐ Penelitian tidak memberikan kontribusi ilmiah, atau, lebih buruk lagi,
cacat. Penerimaan dan penerbitan naskah ini akan mencerminkan hal yang buruk bagi
komunitas. Penerimaan naskah ini akan saya lawan dengan kuat.
Kedua kelompok hasil rekomendasi di atas sama baiknya untuk dipakai.
Reviewer juga harus memberikan komentarnya berupa sebuah paragraf singkat yang merangkum
kekuatan dan kelemahan naskah. Hasil Rekomendasi (misalnya, diterima atau ditolak) tidak harus
dinyatakan dalam komentar yang dikirimkan kepada para penulis ini, tetapi harus ditunjukkan secara
terpisah dalam daftar drop‐down. Hasil rekomendasi juga dapat dinyatakan dalam kotak terpisah
yang disebut "Catatan untuk Editor." Dan keseluruhan komentar harus mendukung hasil
rekomendasi tersebut. Komentar dihasilkan dari checklist review pada Tabel 2. Tabel 3 adalah
tentang penanganan editor ketika mengevaluasi kualitas hasil review dan reviewer.
TABEL 3. Evaluasi oleh editor terhadap hasil review dan reviewer [1]
Kesimpulan
Me‐review adalah pekerjaan istimewa yang disertai dengan tanggung jawab. Dibutuhkan waktu
untuk menyiapkan review yang kritis dan bermanfaat. Pekerjaan ini merupakan pelayanan terhadap
jurnal ilmiah, kepada para penulis, untuk ilmu pengetahuan pada umumnya, dan kepada reviewer itu
sendiri karena reviewer mendapatkan pengetahuan dalam hal penelitian mutakhir. Kebanyakan
jurnal tidak membayar reviewer, meskipun sebagian besar memberikan pengakuan (dalam edisi
cetaknya) ke dewan editorial dan reviewer eksternal dalam setiap penerbitan jurnal. Peer review
adalah jantung dan jiwa penerbitan ilmiah. Editor mengandalkan review untuk menilai kualitas dan
untuk menentukan mana dari banyak manuskrip yang layak untuk dipublikasikan. Oleh karena itu,
penghargaan yang paling penting bagi Anda sebagai reviewer adalah kontribusi Anda dalam kualitas
publikasi ilmu pengetahuan.
Daftar Pustaka
[1] Dale J. Benos, Kevin L. Kirk and John E. Hall, HOW TO REVIEW A PAPER,
http://advan.physiology.org/content/27/2/47.full (03 Feb 2011).
[2] Hugh Davis, How to Review a Paper: A guide for newcomers and a refresher for the

experienced, http://users.ecs.soton.ac.uk/hcd/reviewing.html (03 Feb 2011).

No comments:

Post a Comment